Selasa, 06 Juni 2017

Do'a Yang Paling Nabi Sukai

Setiap hari kita selalu memanjatkan doa. Berdoa ketika waktu-waktu ijabah-Nya. Meminta apa-apa yang menjadi harapan kita. Meminta kebahagiaan, ketenangan, dilimpahkan rezeki yang halal, kesehatan serta selamat dunia dan akhirat. Kita meminta kebaikan yang banyak pada Allah dalam doa-doa kita.

Siapa yang tidak ingin mendapatkan kebaikan, kenikmatan, kehidupan yang menyenangkan dan dijauhkan dari siksa api neraka? Pastinya setiap dari kita memiliki doa-doa yang rutin dibaca dan yang paling kita sukai untuk dipanjatkan Pada Allah.

Nah… ternyata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pun mempunyai doa yang paling Beliau sukai dan sering dilantunkan. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu, menceritakan upaya untuk bisa meraih kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, sangat menjadi perhatian serius dalam doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam . Doa ini pun menjadi doa yang sering beliau Shallallahu alaihi wa sallam lantunkan.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Dari Anas Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling sering diucapkan ialah: “Ya Allah, Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka”. ( HR. Al-Bukhâri no. 6389 dan Muslim no. 2690)

Dalam riwayat Muslim, doa tersebut berbunyi:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Kebaikan dunia maksudnya adalah semua hal yang dibutuhkan manusia di dunia, sehingga dengannya ia akan menjadi baik. Misalnya, kesehatan, rezeki yang halal, tempat tinggal yang nyaman, istri shalihah, anak-anak yang shalih dan shalihah, ketenangan dan lain-lain.

Menurut Ibnu Katsir, kebaikan akhirat yaitu: “kebaikan di akhirat yang tertinggi ialah berhadil masuk surga dan menikmati kondisi-kondisi yang menyertainya, seperti perasaan aman dari ketakutan yang paling dahsyat di ‘arashat, dimudahkan proses hisab (perhitungan amalan), dan lain-lain yang merupakan kejadian-kejadian yang menyenangkan di akhirat kelak.”

Imam Muslim rahimahullah (Shahih Muslim no. 2688) terlah meriwayatkan, pernah terjadi peristiwa, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengunjungi seseorang yang sedang sakit. Kondisi orang yang sakit ini sudah sangat mengenaskan. Beliau pun menanyakan asal-muasal kejadian: “Apakah engkau berdoa atau meminta sesuatu kepada Allah (sebelumnya)?”

Lelaki itu menjawab: “Ya. Sebelumnya aku berkata, ‘Ya Allah, hukuman yang akan engkau timpakan kepadaku di akhirat, segerakanlah atas diriku di dunia ini,” maka Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Subhanallah, engkau tidak akan sanggup memikulnya. Mengapa engkau tidak berdoa:

اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Begitu juga, kejadian menarik pernah dialami Anas bin Mâlik. Sahabat mulia ini diminta untuk mendoakan orang-orang yang mendatanginya. Lantas beliau berdoa:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَاْحَمْنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(Ya Allah, ampunilah kami, kasihilah kami rahmat. berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka)

Mereka meminta doa yang lain. Maka Anas Radhiyallahu anhu memanjatkan doa yang sama, kemudian berkata: “Seandainya kalian telah dianugerahi ini, sungguh kalian telah dianugerahi kebaikan dunia dan akhirat.”(Shahîh al-Adabil-Mufrad, 494)

Doa adalah perantara kita dengan Allah. Sehingga, mari kita meneladani Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam dalam segala hal. Karena, Beliau adalah suri teladan yang baik. Meminta kebaikan dan doa-doa terbaik Pada Allah. Semoga Allah memberikan kita kebahagiaan serta keselamatan dunia dan akhirat. Aamiin.

Sumber: MajalahUmmi, Semoga bermanfaat.

Babi Haram Tetapi Diciptakan, Ini Lho Manfaatnya

Kaum Nasrani maupun Yahudi seringkali mempertanyakan sesuatu yang membuat umat Islam sedikit sulit menjawabnya. Mereka akan menyudutkan umat Islam dengan perkataan, “Mengapa babi diciptakan jika memang haram? Mengapa babi diciptakan jika memang tidak bisa dimanfaatkan?”


Allah memang telah megharamkan daging babi ataupun bagian lainnya bagi seorang muslim. Beberapa surat yang menyatakan keharaman daging babi antara lain surat Al Baqarah 173, Al Maidah 3, Al An’am 145 dan An Nahl 115.
.
Namun perlu diketahui pula bahwa dalam Injil pun, babi haram untuk dikonsumsi. Pelarangan tersebut ada dalam Kitab (Perjanjian lama) Imamat 7-8, Kitab Ulangan 8 dan Kitab Yesaya 2-5.
.
Adapun untuk menjawab pertanyaan

mengapa babi diciptakan jika haram, maka berikut diantara jawabannya.
.
1. Guna Menguji Manusia. Allah terkadang menciptakan sesuatu sebagai bahan ujian bagi manusia apakah akan patuh ataukah melanggarnya. Seperti halnya babi dimana jika orang memakannya, maka ia telah gagal dalam menghadapi ujian tersebut. Namun jika ia berhasil menghindari larangan itu dengan tidak memakannya, berarti ia telah lulus akan ujian yang telah Allah beri.
.
2. Membuat Manusia Layak Menjadi Khalifatullah. Berbagai jenis makhluk hidup maupun hewan yang dianggap tak bermanfaat ternyata menjadikan manusia lebih kreatif dan berkembang secara intelektual. Contohnya saja babi dimana dengan adanya penciptaan babi, membuat manusia mengetahui berbagai bibit penyakit yang dibawa oleh binatang kotor tersebut. Dengan demikian, manusia pun akan berusaha untuk mencari atau meneliti obat terhadap penyakit itu.
.
3. Menjadi Pembelajaran Untuk Tidak Mengikuti Tabiatnya. Sudah diketahui bahwa babi memiliki kesenangan berada di lingkungan yang kotor. Tak hanya itu saja karena babi juga termasuk hewan pemalas dan jorok. Bahkan saking joroknya, babi bisa memakan kotorannya sendiri. Tak jarang babi akan mengencingi dahulu makanannya sebelum disantap.
.
Wallahu A’lam bishawab | Semoga Bermanfaat |

Puasa Tetapi Tidak Shalat

Pertanyaan : apa hukumnya orang yang berpuasa tapi meninggalkan shalat ? apakah puasanya sah ?

Jawaban : yang benar, bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja hukumnya kufur akbar, puasa dan ibadah ibadah  lainnya tidak sah sampai ia bertobat kepada allah subhanahu wa ta'ala,

Berikut keterangan Imam Ibnu Utsaimin tentang status puasa orang yang meninggalkan shalat. Beliau menjelaskan,

“Orang yang meninggalkan shalat, puasanya tidak sah dan tidak diterima. Karena orang yang meninggalkan shalat adalah orang kafir, telah murtad keluar dari islam. Berdasarkan firman Allah ta’ala,

فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ الصَّلَوٰةَ وَءٰاتَوُاْ الزَّكَوٰةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الأَيَـٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

“Jika mereka bertaubat, menegakkan shalat, dan menunaikan zakat maka mereka adalah saudara kalian seagama. Kami menjelaskan ayat-ayat untuk kaum yang mengetahui.” (QS. At-Taubah: 11)

Kemudian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

بين الرجل وبين الشرك والكفر ترك الصلاة

“Batas antara seorang muslim dengan kesyirikan atau kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim 82)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة فمن تركها فقد كفر

“Perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat, siapa yang meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Nasai 463, Turmudzi 2621, Ibn Majah 1079 dan yang lainnya, hadis shahih).

Kemudian, Imam Ibnu Utsaimin menegaskan bagaimana sikap sahabat terhadap orang yang meninggalkan shalat,

ولأن هذا قول عامة الصحابة إن لم يكن إجماعاً منهم، قال عبدالله بن شقيق رحمه الله وهو من التابعين المشهورين: “كان أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم لا يرون شيئاً من الأعمال تركه كفر غير الصلاة”، وعلى هذا فإذا صام الإنسان وهو لا يصلي فصومه مردود غير مقبول، ولا نافع له عند الله يوم القيامة، ونحن نقول له: صل ثم صم، أما أن تصوم ولا تصلي فصومك مردود عليك لأن الكافر لا تقبل منه العبادة.

Kesimpulan ini (meninggalkan shalat adalah kafir) merupakan pendapat umumnya sahabat, jika disebut kesepakatan diantara mereka. Abdullah bin Syaqiq rahimahullah – seorang tabiin yang terkenal – mengatakan,

“Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menilai ada satu amal yang jika ditinggalkan menyebabkan kafir, selain shalat.”

Oleh karena itu, jika ada orang yang puasa, namun dia tidak shalat maka puasanya tertolak dan tidak diterima, tidak ada manfaat untuknya di sisi Allah pada hari kiamat. Karena itu, kita nasehatkan kepada orang ini, ‘Kerjakan shalat dan laksanakan puasa. Jika anda puasa namun tidak shalat, puasa anda tertolak, karena ibadah orang kafir, tidak diterima.’

Merasa artikel ini bermnfaat? Jangan ragu SHARE ke teman-temanmu juga ya! Membagikan informasi yang bermanfaat juga termasuk amal baikmu lho.